(Kisah ini disadur berkenaan dengan materi Kuliah Online Bengkel Diri Level 1).
Kaab Bin Malik adalah seorang pemuda Anshor, yang hijrah karena kekhilafan. Salah satu dari tujuh puluh peserta Baiat Aqobat.
Kondisi Kaab saat perang akan berlangsung:
⁃ Tabuk berjarak sekitar 500 Km dari Madinah.
⁃ Cuaca saat itu sangat panas (kurleb 50 derajat Celcius).
⁃ Medan menuju Tabuk sulit, banyak mafaza (gunung pasir).
⁃ Lawan perang adalah tentara Romawi yang kuat.
⁃ Di Madinah sedang panen kurma.
⁃ Badan Kaab sangat fit, dan saat itu kekayaan Kaab cukup untuk akomodasi perang.
Hijrah. As Seen On @tweedledew's IG. |
Rosululloh sengaja mengumumkan rencana perang ini untuk menguji keimanan dan kesetiaan umat saat itu. Dan alhasil, saat itu banyak.. sekali sahabat yang ikut perang dimana saking banyaknya, jika ada yang tidak ikut pun, niscaya tidak akan ketahuan. Begitu besar perang tersebut dimana keempat sahabat nabi pun berlomba-lomba dalam kebaikan, dalam berperang dan berinfaq. Utsman berinfaq 1000 Dinar. Umar menginfaqkan 50% hartanya. Abu Bakar menginfaqkan seluruh hartanya. Sementara Ali Bin Abi Talib diberi amanah untuk menjaga wanita dan anak-anak yg ditinggal perang di Madinah.
Kaab berujar bahwa ia pasti bisa menyiapkan perbekalan perang jika mau. Ia lupa bertawakkal dan mengucap insya Allah pada pernyataannya ini. Kemudian ia pun terus dan terus menunda mempersiapkan perbekalan tersebut hingga akhirnya, Rosululloh & para sahabat pun berangkat meninggalkan ia ke medan perang.
Setelah itu, Kaab baru sadar bhw ternyata hanya ada 4 kelompok yg tdk ikut Perang Tabuk di Madinah:
⁃ Diberi tugas khusus (seperti Ali)
⁃ Wanita, anak2 & orang sakit
⁃ Orang munafik
⁃ Kaab & dua orang lainnya (Murorotur Robi & Hilal Bin Umayah - sama-sama orang sholeh juga).
Ternyata benar perkiraan Kaab. Rosul tidak ingat akan kehadirannya hingga beliau sampai ke Tabuk.
Sepulangnya Rosul dari Perang Tabuk, sekumpulan pemuda yang tidak ikut berperang berbondong-bondong menemui beliau untuk menyampaikan alasan mereka. Tak terkecuali Kaab. Mereka semua mengatakan alasan-alasan yang diada-adakan dan Rosul pun mengistigfarkan mereka. Sementara Kaab secara jujur mengatakan bahwa ia tidak punya alasan untuk tidak berperang. Rosul memuji kejujuran tersebut dan menyuruh Kaab menunggu wahyu Alloh akan pengampunan kesalahan tersebut.
Sanak famili Kaab dari Bani Salimah sempat mempengaruhi Kaab supaya merevisi keterangan yang td dan mencari alasan lain supaya Rosul memohonkan ampunan untuknya seperti orang-orang lain. Kaab pun sempat ingin mengubah pernyataannya tadi.
Alhamdulillah, Kaab tidak jadi merevisi kejujurannya. Kemudian akhirnya Rosululloh memutuskan, untuk menguji apakah Kaab terkena virus munafik atau tidak, hukuman untuknya adalah diboikot/dikucilkan selama 50 hari. karena orang munafik tidak akan tahan didiamkan selama 50 hari.
Di pekan ketiga, Kaab mulai merasa suntuk dan memberanikan diri menyapa sepupunya, Abu Qotada. Ia bertanya,
“Bisakah anda bersaksi bahwa saya beriman & tidak termasuk orang munafik?”.
Ternyata beliau pun mendiamkan Kaab. Ketika ditanya untuk ketiga kalinya, Abu Qotada menjawab:
“Hanya Alloh dan Rosul-Nya yang lebih tahu”.
Kaab menemui Rosululloh dan mengucap salam, namun Rosul pun tidak menjawab. Akan tetapi Rosul menatapnya saat ia mendirikan solat. Kaab pun lega karena ternyata Rosul masih menaruh perhatian padanya.
Saat itu pula, tiba-tiba ada surat dari Raja Ghasann yg beragama Nasrani untuk memberi suaka kepada Kaab demi mendengar kabar bahwa Kaab telah dikucilkan sekian lamanya. Kaab langsung membakar surat tersebut supaya tdk tergoda.
Di hari ke-40, Kaab diperintahkan untuk menjauhi istrinya. Kemudian di hari ke-50, Kaab solat Subuh di atas atap rumahnya. Ba’da solat, tiba-tiba ada suara serua,
“Hai, Kaab! Absyir! (Bergembiralah).”
Ternyata Rosul telah mengumumkan bahwa taubat Kaab telah diterima oleh Alloh. Sangking gembiranya, maka Kaab pun segera sujud syukur dan memberikan pakaian yang dikenakannya saat solat Shubuh ini kepada sang penyeru kabar gembira.
Kaab segera menghadap Rosul ke masjid. Lalu Rosul menyambut,
“Wahai Kaab bergembiralah, karena ini adalah hari terbaik sejak engkau dilahirkan.”
Lalu Kaab bertanya,
“Apakah berakhirnya pemboikotan ini, berasal dari Rosul atau dari Alloh?”.
Rosul menjawab,
“Ini dari sisi Alloh.”
Kaab kemudian duduk di hadapan Rosul dan menyatakan bahwa ia telah bernazar menyedekahkan sebagian hartanya saat taubat ini diterima.
Hikmah:
- Jangan lupa tawakkal & melibatkan Alloh dalam setiap urusan. Kaab tidak mengucap “insyaa Alloh” saat berjanji dan berencana menyiapkan perbekalan perang.
- Jangan menunda-nunda urusan; penunda adalah bala tentara syaithon. Salah satu sebab utama Kaab melewatkan perang Tabuk adalah karena Kaab menunda-nunda.
- Perhatikan lingkungan kita; berada di lingkungan yang kurang baik sekuat apapun iman kita mempunyai risiko kita ikut terjerumus menjadi tidak baik pula.
- Manusia punya sifat dapat berubah; bahkan sekaliber Kaab pun sempat ragu akan pendiriannya saat beberapa orang dari Bani Salimah, saudara-saudaranya sendiri, mempersuasinya supaya merevisi pernyataan jujurnya. Apalagi kita. Hikmah ini dapat kita gunakan dalam upaya dakwah Islam. Bahwa semua orang bisa berubah. Jadi jangan pesimistis.
- Saat ada godaan berbuat maksiat hadir, segera tegas katakan tidak sebelum terlambat akhirnya. Kaab mendapat surat ajakan bergabung dari Ghassan Raja Nasrani, namun Kaab segera menolak dengan membakar surat ajakannya.
- Jika tujuannya untuk “mendidik”, hukuman sosial seperti mendiamkan lebih dari 3 hari, asal bukan untuk masalah pribadi, maka dibolehkan. Kaab telah mangkir dari salah satu perang yang penting di masa itu, sehingga hukuman terbaiknya adalah mendiamkan selama 50 hari.
- Vitalnya peran istri dalam rumah tangga, dalam membesarkan hati suami. Inilah yg membuat Kaab bertahan hingga 40 hari dijauhi khalayak. Karena ia masih mendapat dukungan istrinya.
- Fastabiqul khoyrot; berlomba-lomba dalam kebaikan, seperti saat para sahabat berlomba menyampaikan diterimanya tobat Kaab.
- Definisi hari terbaik bagi orang Mu’min adalah hari saat kita hijrah dan taubat. Rosul menyambut Kaab dengan kalimat tersebut saat Kaab menghadapnya di hari saat Kaab diterima taubatnya oleh Alloh.
- Ridho Alloh di atas segalanya. Kaab baru merasa lega saat taubatnya diterima Alloh, tidak hanya ridho rosul.
Wallohu'alam bish showwab.
(Disarikan dari Podcast The Rabbaanians by Ustadz Nuzul Dzikri)
No comments:
Post a Comment
WOW Thank you!