27.8.14

Cinta dan Kebodohan Remeh yang Manis

CINTA?? WHAT??

Hehe.

Lupakan keterkejutan anda. Rasanya saya tiba-tiba kesamber petir (di pikiran saya) sehingga tiba-tiba ingin menulis tentang ini. Tentunya bukan cinta terhadap orang tua atau keluarga, atau orang yang dihormati, atau Tuhan. Ini cinta biasa. Yang difitrahkan antara lawan jenis, yang menuntut pada gharizah na'u alias keinginan melestarikan keturunan - pernikahan. Ini cinta biasa, dan hal-hal remeh lainnya.

Jatuh cinta rasanya kayak apa ya?

Biarlah temannya teman saya ini, sebut saja Bunga, yang menceritakannya buat kamu.

Gonna swing from a chandelier, only to play with the fear of being loved and fallen in love.
Saya, Bunga, wanita berumur dua puluh empat tahun tentu saja aneh kalau gak pernah jatuh cinta pada lawan jenis. Kalau dihitung-hitung, mungkin dua kali saya jatuh cinta. By the way, ini termasuk hal pribadi ya. Orang tua saya aja kayaknya gak tau soal ini. Teman-teman juga gak banyak yang tau. Mereka taunya saya lagi suka sama orang, ya..cuma biar keliatan normal aja (loh eh??).

Sampai suatu ketika.. JENG JENG!



6.8.14

Memilih Lingkaran

in·ner cir·cle
noun
  1. an exclusive group close to the center of power of an organization or movement, regarded as elitist and secretive.

Sejak jadi pengembara, bisa dikatakan saya beberapa kali berganti teman, atau kerennya sih "inner circle" alias lingkaran orang-orang yang sering barengan, kalau gak dikatakan geng. Walaupun tolok ukur jumlah teman tidak bisa dilihat dari jumlah teman di FB, follower di twitter ataupun Path. Well, mostly, teman di FB adalah semua orang yang kita kenal ditambah dengan orang yang punya teman yang sama dengan kita (mutual friends, dan jumlahnya bercabang-cabang), plus orang yang punya bisnis terus nge-Add kita, dsb. Twitter, lebih ke selera juga sih. Kadang orang-orang yang nge-follow kita itu entah siapa lah. Path? Dalam kasus saya, Path selain isinya teman seangkatan kuliah, seangkatan kerja, dan beberapa alumni satu sekolah (yang masih deket), isinya juga partner kerja yang kita kenal dan kebetulan pas hang out, dia ada dan mau di-tag gitu. Terus karena saya sudah pernah mutasi beberapa kali, maka teman kantor saya menjadi banyak banget. Ya.. gak semuanya dekat. Kenal biasa aja kebanyakan. So, where are my real friends?

Sumber
What we see isn't always what it means to be. Seperti, ada temanku yang kurasa cukup populer. Orangnya juga asik. Setiap nge-post di Path pasti emoticon atau komennya banyak. Ya.. yang komen sih biasanya itu-itu aja. Tapi tetep aja kalau gak temennya memang tukang komen, dia mungkin populer. Tapi tau nggak, ternyata pas kemaren kita ngobrol yang serius, dia gak ngerasa teman dia sebanyak itu. Dia bilang "susah berteman sama aku". Hmm.. sama sih aku juga gitu soalnya haha. Ya maksudnya 'gak gampang nganggap seseorang itu teman walaupun dia sudah merasa kita itu sahabatnya (pernah ngalamin sendiri ini!).