18.8.15

Pulpen

"Barusan saya lempar pulpen ke orang gara-gara ada yang berisik di ruangan ini. Saya gak mau itu pulpen balik ke muka saya gara-gara saya berisik sama kamu."
Betul! Lagi-lagi itu cuplikan dari film cinta-cintaan favorit saya, AADC. Hehe. Tapi kali ini saya gak akan bahas AADC sebagai film atau kisah cinta apalah. Sebenarnya postingan saya kali ini sama sekali 'gak ada hubungannya sama pulpen.

Rangga, dalam salah satu scene favorit dimana ia dengan sombongnya menolak diwawancara karena lagi baca buku. Artwork by me.
Belakangan saya lagi bete banget. Ya bukannya saya gak pernah ngomongin orang sih ya. Tapi ketika kadar ngomongin orang ini sudah di luar batas manusiawi, dimana orang-orang menganggap itu sebagai jokes yang setara dengan ngehina-hina fisik orang misalnya, hmm.. maka ber-ghibah menjadi gak menyenangkan lagi. Astagfirulloh. Menyenangkan saya bilang. Ya sebagai orang yang masih sering menggunjingkan kejelekan orang, saya sadar betul kalau ngobrolin hal begituan itu menghibur. Kayak, ih amit-amit ya untung kita gak gitu. Atau, ih jauh-jauh deh dari orang kayak gitu.

Padahal! Saya siapa?? Kamu siapa? Mereka siapa?

2.8.15

Kucing Kumal

Betul sekali. Sengaja saya kasih judul Kucing Kumal karena saya memang baru saja menyelesaikan bukunya Raditya Dika yang judulnya Koala Kumal (baca resensinya di sini). Kalau kamu baca bab terakhir (eh, spoiler!) maka kamu akan sadar sembari mengangguk-angguk: oh iya ya, ini buku tentang cerita patah hati. Well, kamu 'gak tau kamu lagi baca buku apa sampai kemudian epilog itu menyadarkan kamu. Saya aja beli simply karena saya suka tulisannya Raditya Dika. Kalau dulu dia cuma bisa ngelucu doang, sekarang kelucuan dalam tulisan-tulisannya jadi tambah smart, dan apa ya. Dewasa.

Terus kenapa kucing? Ya saya lebih suka kucing daripada koala. Sorry.

Bastet. Colored edition. Original artwork by @tweedledew.
Patah hati.

Saya jarang sekali ya ngomongin hati. Terlepas dari ketidakpercayaan diri saya terhadap sesuatu yang bernama hati, you know, kayak, emangnya saya masih punya hati? Oh masih. Tapi dia masih berfungsi 'gak? *cie galau* Something like that. Ya memang di blog ini hampir semuanya bersifat pribadi. Kalau yang kenal banget sama saya di kehidupan nyata (atau maya?) pasti tau lah maksud di balik tulisan-tulisan saya. Ya sebenernya semuanya pribadi. Hanya saja saya lumayan suka main kode. Menyadarkan kamu sih, bahwa hidup kamu mungkin still a lot better hehe.
Maka, ketika dia sudah tidak bisa mencintai, mungkin dia tidak harus berurusan dengan hal-hal yang berhubungan dengan cinta. Seperti misalnya, mantan pacar yang masih sering ketemu. -P106