“Teteh sekarang masih kerja?”
“Oh, enggak. Sekarang ikut suami.”
“Tuh, ‘kan. Ujung-ujungnya cewek mah di dapur.”
“Iya, harusnya ‘gak usah mahal-mahal sekolahin ya? (Senyum sinis)”
“He-he.. (Senyum salting)”.
2019 gitu lho. Tadinya saya tidak mau (dan sesungguhnya tidak perlu) emosi mendengar hal semacam ini dilontarkan. Tapi ternyata ini cukup merusak mood. Jadi daripada hal ini menggerogoti kehidupan, sebaiknya saya meracau saja di sini.
Illustration by me. |
Saya memikirkan banyak sekali versi jawaban jika skenario itu muncul langsung di hadapan saya. Sayangnya, itu terjadi beberapa kali di depan ibu. Which is, rasanya lebih menyedihkan daripada dialami dan harus dijawab sendiri.
Versi jawaban pertama, saya akan bilang kalau, “Kerja ‘kan tidak harus di luar rumah.”
(Tapi ini denial, karena saya tidaklah se-“bekerja” itu sekarang).