21.3.15

Bad Blood

Small fact about me, I love Taylor Swift. I put a lot of her songs in my playlist and often sing along with it for her songs have not much too high or too low note. I have some favorite songs from her albums and currently I'm in love with everything in 1989 Album. Especially Bad Blood.

My attempt of drawing Taylor Swift. Pen and oil pastel on a plain paper.

bad blood
noun
  1. ill feeling.
    "there has always been bad blood between these families"

Here I'm not gonna tell you about her, tho. Yet I'm not going to write another random opinion about the song but this post is a lot related with the powerful meaning of the lyrics. Well, I found the song is interesting since it has a girl to girl relationship. We girls hate each other, they said. We stare at each other to validate something, judging each other and at some point when we don't like what we see, we'll be like, "Ew! I'm still better" (sort of that). That's not entirely true. We girls compete with each other - that's true. That's why we wear make up and wear brands, right?

19.3.15

The Coward's Vanity

Perhaps your anxiety over how others perceive you is just a coward's version of vanity. - anonymous.
Emang bener sih. Terlebih bila ini tentang diri kita sendiri, bahwasanya kenapa kita sangat "pemikir" dan seolah-olah sangat gak pede itu ternyata adalah bentuk lain dari kesombongan seorang pengecut. Iya. Kita terlalu mikirin gimana orang akan mandang kita sehingga takut dan malu untuk ngapa-ngapain. Padahal sih ya udah. Kamu 'kan 'gak harus ke-pede-an sampe-sampe ngerasa orang akan capek-capek menilai. *Iya sih, orang yang tukang menilai sih adaaaa tapiii memangnya harus peduli sama mereka?
Those who mind don't matter and those who matter don't mind - anonymous.

Skip it. Itu cuma intro.

Kehidupan B sekarang agak aneh dan membingungkan. Yah, mungkin waktu itu beberapa orang sedang mengalami gejolak remaja - entahlah, saya 'kan bukan remaja - terus saya kena imbas, atau memang saya-nya aja yang kebanyakan tingkah. Tapi yaudah, no big deal.

11.3.15

Mengelola Ekspektasi

Orang yang tidak suka dibohongi, sudah pasti tidak akan berbohong. Begitu juga dengan orang yang tidak suka dikasih janji-janji palsu (emangnya kampanye), insya Allah tidak akan mengobral janji sembarangan. Lantas bagaimana jika orang yang benci kebohongan dan benci janji palsu, tapi masih tidak bisa menghindar dari berbohong atau ngobral janji?

Kemungkinan besar orang ini akan dicap munafik.

Tapi mari berpikir bijak. Segala sesuatu tidak ada yang instan. Yep. Semua orang butuh proses. Hanya saja, jangka waktu berproses ini yang beda-beda tiap orang: ada yang lama, ada yang cepet. Ada yang progress-nya kelihatan, ada yang enggak. Sekali lagi, kita semua berproses.
Yuno Gasai. My current anime obsession.
Beruntunglah kita yang sempat mengenal orang-orang seperti ini karena kita jadi bisa mengelola ekspektasi. Lho iya kan? Apakah kita akan mengharapkan orang yang hobby ngaret untuk on time? Apakah kita akan mengharapkan orang yang suka bohong untuk jujur? Apakah kita akan mengharapkan si ceroboh untuk teliti? Hehe maaf kalau analoginya tidak apple to apple. Tapi makes sense kan?