1.12.14

The Employee Wears (No) Prada

No no no, I don't have any Prada with me. In fact the closest thing with that so-called branded thing in my closet are perhaps my low price Converse sneakers. Right. This is about the movie: The Devil Wears Prada. I watched it over and over again - especially whenever I feel my (career) life has reached the lowest point and well the best quote I found interesting (and to remind me why I am here for) is:

"A million girls job seekers would kill for this job." (it was said 3 times during the movie).
Warning: I'll mix the story about the movie with my current actual life.

Kendall Jenner as the model. But the outfit resembles our working outfit lol.

So today is apparently the 3rd year of me being here in the company. I mean it's not officially the third year because I've spent the first year (minus 10 days, you know why) only for my job training and the next years until now has been the real job. Well, if you've been on my blog since the beginning where I posted almost anything dramatically special (with a significant amount of whining lol) about how I get this job, you'd know that what I've been through is not always stagnantly nice. It was a lot of dynamics stuff combined into one and another satirical drama. Luckily, this year it wasn't so bad.

Guess what, I think I'm starting to enjoy this.

28.11.14

Wawancara dengan si Pembohong

Tau Usopp? Itu lho, salah satu tokoh di anime One Piece yang bawa-bawa katapel, terus ternyata ahli bikin senjata, dsb. Usopp digambarkan sebagai laki-laki yang hidung panjangnya membuat kita familiar dengan tokoh dongeng Pinokio. Iya, Pinokio si boneka kayu yang tiba-tiba hidup. Hmm.. namun ternyata kesamaan Usopp dan Pinokio tidak sampai di situ saja.

Usopp dan Pinokio, sama-sama tukang bohong. Ah tapi ini bukan tentang mereka sih.

Originally made in 2012. Perempuan ini sedang merasa bersalah. *alah, ini ngegambar Christina Perri sebenernya.
Lying, is defined, in most basic terms, as “to intentionally mislead others when they expect honest communication” (Sam Harris, sumber).
Pernah bohong?

Selain Rosul SAW (dan ahlul bait, dan nabi serta orang maksum lainnya), barangkali gak ada deh manusia di dunia ini yang gak pernah bohong. Pernah denger pembohong kompulsif? Mungkin waktu awal-awal masuk SD saya pernah jadi orang kayak gitu. Iya. Berbohong untuk kesenangan dan gak butuh alasan khusus seperti berkelit dari kesalahan atau menjaga imaji. Kayak Usopp. Bohongnya dia sudah jadi penyakit, yang hanya bisa berhenti kalau dia insyaf atau kena azab (what??). 

Kenapa sih harus bohong?

Kayaknya seru aja gitu, menciptakan realita paralel yang kita karang sendiri, hanya untuk melihat apa efeknya terhadap orang-orang di sekitar. Pada tahapan yang lebih parah, penyakit ini mendorong adu domba (kayak penjajah aja ngadu domba), bahkan fitnah (yang lebih kejam daripada pembunuhan brooo).

Rasanya berbohong?

26.11.14

Terbang

Kadang-kadang saya ingin terbang. Terserah angin mau bawa saya ke mana. Yang penting terbang.

Originally drawn in 2011.
 

24.11.14

Tentang Pulang

Dua hari yang lalu saya baru saja pulang kampung. Saya baru aja menjadi tante-tante beneran. Iyes. Ponakan saya lahir beberapa hari yang lalu. Alhamdulillah.
Berhubung harga tiket yang direct Palembang-Bandung itu sekarang full terus (adanya yang harga di atas sejuta-an busettt), sekarang paling banter pulang ya naek pesawat yang ke Halim. Alhamdulillah sih waktu perjalanan pulang dari bandara ke rumah bisa direduksi sampai dengan 1 jam (ya lumayan sih sejam juga), dan biaya perjalanan mencakup pesawat Halim-travel-DAMRI-angkot masih lebih murah dibanding pesawat Husein-taksi-DAMRI-angkot. Hehe.
From Beautiful Decay Web.
Setiap pulang kampung saya sekarang merasa aneh aja gitu. Ya kangen sih dengan keluarga. Ya kangen sih dengan kucing-kucing saya (sekarang tinggal dua, yang dua lagi sudah meninggal hiks). Ya kangen juga dengan teman dan "teman". Tapi gak tau deh. Saya merasa beban aja setiap pulang. Hati ini gak tenang. Harus selalu terlihat "happy", harus terlihat gemuk, harus terlihat.. yaa terlihat seperti sesuatu yang bukan saya. Padahal semua orang tau kalau saya ini brooding. Hmm apa ya istilahnya. Kalau temen saya bilang sih "apa-apa dipikirin, apa-apa dimasalahin". Iya ya pantesan aja kurus kayak model size 0.

13.11.14

AADC dan Rangga Untuk Dimengerti

Masih mau ngomongin AADC??
BASI!! Blog-nya udah siap terbit!

Hehe. Agak 'gak ngeh saat seorang teman (yang penggemar berat AADC dan hapal quote-quote-nya segala) tiba-tiba ngasih screenshot yang sangat eye-catching di Line. Saat itu saya bingung aja gitu, "ini ada apa sih?"


Saya tetep bingung. Line for iOs atau Line for Android itu apaan yaa?? Haha. Ternyata itu kayak official account gitu. Mungkin saya belum add atau gimana waktu itu karena saya gak inget aja gitu ada account seperti itu. Setelah ketemu account-nya, langsung saja saya ketik sesuai instruksi teman saya itu. Lalu JRENG JRENG. Ternyata itu gambar nge-link ke sebuah video di Youtube (klik di sini).

Ya ampun RANGGAAAAAAAA.
Ini muka saya waktu lihat AADC mini drama:

22.9.14

Mengunjungi Kompetitor: Day 3

Before reading this post, it is suggested that you read these posts first:




SAYING GOODBYE

Memang sudah direncanakan dari awal berangkat sih, kalau di hari ke tiga ini, kami gak akan serombongan lagi. Kami punya tujuan masing-masing. Aku lupa teh PI tujuan ke mana, yang jelas aku cuma punya beberapa jam lagi sebelum pesawatku terbang lagi dari KL ke Palembang. Ya..selain lebih murah, besok kan Senin, jadi harus kerja dong ya. Makanya lebih enak pake direct flight. Penerbangannya jam 12, jadi aku harus nyampe bandara jam 11 siang.

20.9.14

Mengunjungi Kompetitor: Day 2

Postingan ini fotonya bakalan buanyakkk banget. So, get ready ya.. Yang belum baca bagian pertama, mangga atuh dibuka dulu link yang ini.


HOTEL BUDGET INN

Yup. Itulah nama hotel tempat kami menginap kemarin malam. Setelah sholat Shubuh, jam 6 pagi kita sudah turun sarapan. Sarapannya nasi uduk gitu sih sama teh manis. Sederhana sesuai harga kocek. Namanya juga backpacker-an ya. Pas kita lagi makan itu kita agak-agak lirik-lirikan juga sih sama beberapa orang yang kebetulan sedang makan juga. Kita pikir jangan-jangan mereka nih teman-teman trip kita. Hehe. Untungnya Sheila akhirnya nyalamin kita duluan. Pantes juga dia mengenali kita karena kita (terutama aku) pake foto asli di Watsapp.

Ternyata yang ikutan trip ini total 11 orang. Nih dia ilustrasinya hehe:

10.9.14

Mengunjungi Kompetitor: Day 1

Kenapa diberi judul mengunjungi kompetitor? Hehe. Agaknya pembaca (yang sudah lama menjadi pembaca terutama) sudah tau ya.. Yah pokoknya beberapa waktu lalu alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk menjelajahi sebagian kecil negeri Jiran tempatnya perusahaan kompetitor itu berjaya. Karena postingan ini akan menjadi postingan yang sangat panjang, saya potong jadi beberapa bagian kali ya. Perlu saya ingatkan di sini bahwa saya gak akan ngasih tips traveling atau guide-post semacam itu. Saya hanya akan menceritakan sudut pandang saya. Jadi, kalau masih mau baca.. Enjoy, then!

PROLOG

Jiaelah pake prolog segala dah.. hehe. Tapi ini penting juga sih. Semua dimulai dari sebuah Line (Apa Whatsapp ya? Lupa sumpah) dari seorang teman, PI, sekitar bulan Juni tiba-tiba ngajakin pergi jauh. Jauh.. jauh ke luar kota. Ke Luar negeri malah. Hehe. Yups.

KL.

Backpackeran lah. Saya yang cupu dan jarang pelesiran apalagi backpacker-an ini karena keahlian teh PI untuk mempengaruhi, akhirnya saya terpengaruh dan mau ikutan. Yaaa sambil ogah-ogahan juga sih. Backpacker itu kan artinya saya harus repot sendiri, gak ada guide, harus berat-berat bawa tas sendiri (gak ditaro di mobil gitu), dsb. Bahkan cari jalan pun sendirian, atau nanya-nanya orang lokal. Saya gak jago English nih, jadi bayangkan betapa awkward-nya ntar kalau harus nyepik. Dan sejuta keraguan lainnya sampai..

27.8.14

Cinta dan Kebodohan Remeh yang Manis

CINTA?? WHAT??

Hehe.

Lupakan keterkejutan anda. Rasanya saya tiba-tiba kesamber petir (di pikiran saya) sehingga tiba-tiba ingin menulis tentang ini. Tentunya bukan cinta terhadap orang tua atau keluarga, atau orang yang dihormati, atau Tuhan. Ini cinta biasa. Yang difitrahkan antara lawan jenis, yang menuntut pada gharizah na'u alias keinginan melestarikan keturunan - pernikahan. Ini cinta biasa, dan hal-hal remeh lainnya.

Jatuh cinta rasanya kayak apa ya?

Biarlah temannya teman saya ini, sebut saja Bunga, yang menceritakannya buat kamu.

Gonna swing from a chandelier, only to play with the fear of being loved and fallen in love.
Saya, Bunga, wanita berumur dua puluh empat tahun tentu saja aneh kalau gak pernah jatuh cinta pada lawan jenis. Kalau dihitung-hitung, mungkin dua kali saya jatuh cinta. By the way, ini termasuk hal pribadi ya. Orang tua saya aja kayaknya gak tau soal ini. Teman-teman juga gak banyak yang tau. Mereka taunya saya lagi suka sama orang, ya..cuma biar keliatan normal aja (loh eh??).

Sampai suatu ketika.. JENG JENG!



6.8.14

Memilih Lingkaran

in·ner cir·cle
noun
  1. an exclusive group close to the center of power of an organization or movement, regarded as elitist and secretive.

Sejak jadi pengembara, bisa dikatakan saya beberapa kali berganti teman, atau kerennya sih "inner circle" alias lingkaran orang-orang yang sering barengan, kalau gak dikatakan geng. Walaupun tolok ukur jumlah teman tidak bisa dilihat dari jumlah teman di FB, follower di twitter ataupun Path. Well, mostly, teman di FB adalah semua orang yang kita kenal ditambah dengan orang yang punya teman yang sama dengan kita (mutual friends, dan jumlahnya bercabang-cabang), plus orang yang punya bisnis terus nge-Add kita, dsb. Twitter, lebih ke selera juga sih. Kadang orang-orang yang nge-follow kita itu entah siapa lah. Path? Dalam kasus saya, Path selain isinya teman seangkatan kuliah, seangkatan kerja, dan beberapa alumni satu sekolah (yang masih deket), isinya juga partner kerja yang kita kenal dan kebetulan pas hang out, dia ada dan mau di-tag gitu. Terus karena saya sudah pernah mutasi beberapa kali, maka teman kantor saya menjadi banyak banget. Ya.. gak semuanya dekat. Kenal biasa aja kebanyakan. So, where are my real friends?

Sumber
What we see isn't always what it means to be. Seperti, ada temanku yang kurasa cukup populer. Orangnya juga asik. Setiap nge-post di Path pasti emoticon atau komennya banyak. Ya.. yang komen sih biasanya itu-itu aja. Tapi tetep aja kalau gak temennya memang tukang komen, dia mungkin populer. Tapi tau nggak, ternyata pas kemaren kita ngobrol yang serius, dia gak ngerasa teman dia sebanyak itu. Dia bilang "susah berteman sama aku". Hmm.. sama sih aku juga gitu soalnya haha. Ya maksudnya 'gak gampang nganggap seseorang itu teman walaupun dia sudah merasa kita itu sahabatnya (pernah ngalamin sendiri ini!).

28.7.14

24th Ramadhan

Assalamu'alaykum, how's it going?

First of all I want to say, Happy Eid Mubarak 1435 H for everyone, may Allah accept our prayers, our ibadaat, and our good deeds.


This year's Ramadhan was very different within my 24 years life in this dunyaa. Well, I don't know. It's not like my first time I was away from my hometown or anything. In fact this was the 3rd time and I didn't feel bothered at all. Two years ago I was in Cilacap while the next year I was in Padang. This year? Obviously, Palembang. So, why should I bothered?

Perhaps, what makes this year's Ramadhan different was:

19.6.14

Para Pencuri Mimpi

Juni 2014

Pernah 'gak sih kamu punya teman, dan teman-temanmu itu, saking luar biasanya, bikin seolah-olah kamu ingin jadi dia?

Oke. Itu lebay. Mungkin 'gak sampe pengen jadi dia sih. Cuma pengen kelebihan-kelebihannya itu menular juga ke kamu. Oh enggak, bukan dengki kalau ini namanya. Murni iri, tapi mungkin irinya positif. Eh 'gak juga sih. Kalau sampai mengganggu pikiranmu, mungkin 'gak positif lagi. Ya ampun aku ngomong apa sih. (Maafkan ke-plin-plan-an hamba, pembaca).

Aku punya teman kayak gitu.

Saking inspiratifnya, aku 'gak mungkin 'gak iri sama dia. Bayangin! Mereka sudah mencuri mimpi-mimpiku!


9.6.14

The Futur Path

Akhir-akhir ini saya lagi futur dan saya lagi keranjingan Path (lah apa hubungannya??).

*membaca kalimat di atas barangkali anda akan langsung berpikir "oh, ayolah. Postingan keluhan lagi??"

Enggak sih. Enggak lagi pengen ngeluh kok. Lagian saya udah terlalu banyak ngeluh sejak keranjingan dengan yang namanya sosial network sekarang ini: Path, Twitter, FB (ohyaaa saya masih buka FB. Terutama menjelang pilpres ini. Rada-rada mencari sudut pandang sih), even BBM dan Line. Jadi, masa sih di blog juga mau mengeluh??

Gara-gara Path di Smart Phone.
Tapi bener sih. Saya memang lagi sangat futur. Beberapa minggu terakhir ini saya merasa 'gak produktif. 'Gak semangat, males-malesan dan bosen parah. 'Gak cuma soal kerjaan, tapi juga soal ibadah dan hidup. Bayangin. Masuk kantor tiap hari tapi kadang 'gak menghasilkan apa-apa. Ibaratnya teman-teman di kantor itu sudah punya ritme masing-masing, sudah ada track-track-annya dan tinggal lari aja. Lah saya? Saya masih liat-liat aja. Ini track-nya bener gak? Terjal apa licin? Lurus apa belok? Terus ntar bakalan ada lobang gak?? Kemudian, ibadah. Astagfirulloh banget ini. Gak dibahas aja ya soalnya menyedihkan banget kualitas ibadahku hiks hiks. Soal hidup juga sama. Teman-teman saya kayaknya udah punya track sendiri-sendiri (terbukti dengan membanjirnya undangan nikah - glekk - dan foto bayi-bayi yang mukanya mirip dengan temen-temen saya - yaiyalah kan anak mereka). Lha saya? Sejak rencana hidup saya berantakan sejak 2004 itu (eaaa) maka saya jadi bingung dengan arah hidup saya yang entah mau diapain ini.

21.4.14

Bagaimana Rasanya Merantau?

Kebeneran nih, hari ini Hari Kartini. Entah kenapa saya jadi tertarik baca-baca soal emansipasi dan feminisme. Tapi karena pemahaman saya masih dangkal.. yah.. let's skip that part. Yang jelas, saya 'gak tau ya apakah RA Kartini itu secara signifikan membantu kebangkitan hak-hak kaum perempuan untuk mendapatkan pendidikan, tapi well, it's a good hype. Alhamdulillah saya hidup di zaman sekarang dimana kesempatan belajar (dan bekerja) terbuka seluas-luasnya buat para perempuan. Dan di kerjaan saya yang ini, saya dituntut untuk melakukan sesuatu yang tidak pernah terpikir oleh saya sebelumnya: merantau. Orang-orang sering nanya ke saya:

Bagaimana rasanya merantau?



Hmm.. gimana ya jawabnya. Jujur ya, dulu, waktu saya masih kecil, masih jadi mahasiswa, saya seringkali 'gak habis pikir dengan teman-teman saya yang merantau cuma buat kuliah doank. Mending ya kalau dia berasal dari daerah yang memang gak ada kampusnya. Lha kalau yang berasal dari kota besar dengan kampus mentereng? Agak ajaib memang mengingat sebenernya mereka bakalan banyak hemat macam-macam kalau seandainya gak merantau.

Eits tapi jangan pada nyinyir dulu baca paragraf awal tadi. Karena pikiran tersebut benar-benar sudah kadaluarsa alias saya sudah berubah pikiran. Kenapa? Well, sudah saya bilang di awal.. sekarang saya juga merantau! Saya pengembara! (kemudian saya langsung inget Kenshin si "kakak pengembara" hehe..absurd).


Terus gimana rasanya mengembara?

9.4.14

Kategorisasi: Salah Kaprah?

"Golongan darah kamu pasti B ya?"

"Kenapa emangnya?"

"Ya pas lihat baju kamu kemarin yang rada-rada mencolok itu, menunjukkan kalau kamu suka banget diperhatiin dan akan jealous kalau perhatian tersebut gak kamu dapatkan. Terus lihat sifat kamu yang akan sanguine di zona nyamanmu saja, kayaknya kamu beneran B. Bener kan?"

"Kok gitu?"


Kemudian percakapan berlanjut. Teman baruku, atau lebih tepat dibilang, rekan baru di kantorku, menjelaskan bagaimana dia bisa tahu golongan darah orang dari sedikit observasi saja. Saya hanya mengangguk-ngangguk karena tebakan dia bener soal golongan darah saya. Terkesan sih. Walaupun gak semua yang dia bilang betul. Ni orang berarti daya observasinya bagus nih, pikir saya.

Saya juga jadi teringat betapa waktu SMP saya sangat tergila-gila dengan Astrologi alias Horoskop. Saya berusaha menghapus ingatan itu tapi ya gimana lagi, saya terlanjur ingat semua. Jadi kalau tanpa sengaja saya tahu tanggal lahir orang (dan tentu jadi tahu zodiaknya juga) maka alam bawah sadar saya langsung mengkategorikan orang tersebut ke dalam sebuah list di pikiran saya. Jadi ada daftar "orang yang bisa diajak berteman" dan "orang yang kayaknya gak bakalan nyambung". Itu terjadi begitu saja!

9.3.14

Traveled by Accident

This was originally written around 19 February.

An abundance of traveling has colored my last week. I still surprised of how much I traveled - mainly as business trip - during the month, as I remembered that I am still pretty new in the office. Yeah, we sort of short of employees here so everyone has a double job descs, double hard works. The most interesting part is that everything was happened spontaneously. I mean, what is more daring than doing something unplanned and just let it flow, and you kind of let the worrying thing haunting but you enjoy that?


30 Januari 2014

Dua minggu yang lalu sebenarnya saya sudah diberitahu bahwa akan ada dinas yang semi-semi reward night gitu, di Batam. Reward apa sih, you may ask. Jadi semua lokasi di perusahaan saya sedang ditarget untuk ikut PROPER, semacam award untuk pembinaan lingkungan gitu, yang mana penargetannya gak hanya dari perusahaan akan tetapi juga Badan Lingkungan Hidup punya. Dan itu tuh susaaah banget. Menyita waktu dsb. Makanya ketika target itu tercapai, perusahaan memberikan reward yang lumayan lah buat para PIC yang mengerjakan selama setahunan itu. Well, back to topic, dinasnya hari Jum'at malam sehingga di hari Sabtu-nya kami bisa nyebrang rame-rame ke Spore (so this is the reward: Spore trip for two days! Yay!). Lalu saya sudah merencanakan bahwa saya akan menolak reward itu. Alesannya simple sih:

1. Saya sudah mutasi ke Palembang (the reward is targeted for the achievement that was reached when I was in Teluk Kabung).

2. Saya. Tidak. Punya. Paspor.

27.1.14

Palasara Kid

Pangeran Palasara merawat burung di atas kepalanya.
(Prince Palasara tends a bird on his head).
Pencil color and marker on plain paper, finalized with Photoshop.
That is a part of an Indonesia's fairy tales (for your curiosity, you can simply click this to know the story but it's in Bahasa Indonesia..sorry!) fragment I used to see on the narration of a milk ad when I was a kid. As I got so inspired and a bit tickled by the impossible premise (come on, who's gonna keep a bird on the head?), so then I drew this kid, with a pinch of dirt on his head. But instead of keeping a bird, he is apparently surprised himself with a fairy appearing from the small bush on his head! Weird, I know. But I think it's quite fit with this weeks' topic of IF: disguise. Happy illustrating! :)

23.1.14

Siklus

A bahasa Indonesia post, finally..

Mari bernostalgia sedikit. Inget 'gak sih waktu sekolah dulu? Misalnya pas SD. Masih seragaman putih-merah. Bayangin anak kelas I SD yang masih cupu, masih dianter orang tua, bahkan masih manja. Baju seragam aja udah gak karu-karuan dengan noda jajanan dan (kadang) ingus (hehe). Kelas II, baju rada bersihan dikit, tapi masih cupu. Kelas III, IV dan V, masih jadi anak cupu tapi baju udah bersihan. Yang cewek mulai jadi keliatan lebih tinggi dari cowok. Terus kelas VI, tau-tau rasanya anak kelas I atau II itu terlihat sangat bocah dan kita bete liatnya. Semacam, "ya ampun tu bocah males banget ya tumpahan jajanan dimana-mana". Pokoknya jadi senior itu berkah, apalagi mulai kelas VI itu mulai rada-rada saling taksir-taksiran dengan teman (hehe).

That sight.
Lalu tibalah saat masuk SMP. Yup, kita jadi kelas I lagi. Artinya, jadi junior lagi. Tiba-tiba rasa "belagu" waktu kelas VI itu nguap. Kenapa? Karena kita jadi yang paling kecil lagi. Di atas kita masih ada kelas II dan III. Rasanya jadi cupu lagi, walaupun 'gak ada noda tumpahan makanan di baju tapi di antara manusia-manusia yang menjelang akil baligh itu, kita jadi anak ingusan (hey! de ja vu dengan cerita Diary of A Wimpy Kid 'kan?). Begitu seterusnya sampe kita kelas III SMP jadi senior lagi, lalu masuk SMA jadi junior lagi, dsb. Enak kayaknya jadi anak kelas II. Gak perlu ada rasa-rasa kayak gitu, iya 'kan?

***

Ini sebenernya sebuah refleksi. Dalam hidup kita gak pernah stagnan di atas. Selalu ada masa jadi junior, lalu jadi senior, lalu jadi junior lagi, dan seterusnya. Kayak roda. Kayak siklus. Dunia kerja apalagi.

19.1.14

Shockingly Sherlocked

When you have eliminated all which is impossible, then whatever remains, however improbable, must be the truth.
Sherlock. Pen on paper, touched with Photoshop.
This famous quotes I first found in the Detective Conan manga series was suddenly appeared again in one of the most anticipated serial nowadays: Sherlock on BBC. I blamed myself for not letting my best friend, Azizah, when she tried to persuade me to watch the serial in 2010. That day I got an issue with detective stories, I once liked it very much until I entered high school and one particular event changed my life and made me stop liking any of it. Besides, I didn't get into trends. But last week when I accidentally stumbled upon the first season DVDs I have since a very long time, yeah, A Study In Pink, I suddenly became shockingly "sherlocked"!

18.1.14

Sketching The Way You Sketch

Lately I saw the artworks of Thomas Chian in Doodlers Anonymous web and suddenly have this de ja vu feeling. I also love to draw something like that while I'm bored. I compiled them somewhere I forgot but I still have one or two. I must tell you that I really love the water color illustration because I haven't mastered the technique yet! And let me introduce you some of the artworks of Thomas Chian, my newest favourite inspiration.


Here's what I've made (but this one is a little unfinished):



17.1.14

First Day First

Because I always brag about my moving to Palembang, some of you might wondering how do I endure my first day? Okay, this blog has no many readers but whatever, I've got to say what I have to say, right?

So, last Tuesday I took flight from Padang to Palembang, via Jakarta. They ran out of tickets so I've got the last flight on the night. I've finished my packing thing just 3 hours before departing. I've already order the cab, and getting ready while my friend called me and said he will drop me to the airport. Whoa, this was unexpected. So I canceled the cab and accepted the offer. And then after doing so many errands: bought the gifts for my new colleagues-to-be, posting some of my excess baggage, and bought my friends the lunch, we went to the airport.

Everything was fine and the airplane got a 15' delayed but I arrived in Sultan Badaruddin II Palembang safely. Two of my friends had waited me there and then they dropped me to the hotel. It was eleven in the night and I was very exhausted. But tomorrow is the day so I have to sleep!


14.1.14

The Mourning Bay in a Glimpse

Apparently yesterday is my last day of work in Teluk Kabung (I translate it as "The Mourning Bay", but perhaps it's not that suitable lol). The night after, we had this farewell party held by my office mates in a nice and small caffe called Palanta Roemah Kajoe. Did I ever mention that I don't like farewell party or anything alike? (now you know that I have SO MUCH stuff that I dislike -_-). I'm not good with socialization and also hate to do a fake thing as a good-kind-hearted girl because that makes me feel very awkward. Yeah. I'm that kind of creature.

Teluk Kabung

The Mourning Bay is the name of the place as I made fun of its original name because of the surprising fact of my sudden mutation in the late of March 2013. The original name is Teluk Kabung and if you translate it literally it's indeed fit with the English name: The Mourning Bay (Teluk means Bay and Kabung means Mourn). I don't know why the place is named with that sad phrase but let's not talk about that thing. So the first reaction I got when I heard about my mutation that day was, I was upset. Okay I have predicted this mutation, I mean, I wasn't put in a right place from the beginning for God-knows-what reason, but I never have any idea that the place is The Mourning Bay. I've been told sarcastically about how dangerous and anarchy and vandalism and everything-bad the place was. Even one of my friends that seems to be placed in a dangerous area (according to his constant whining and complaining about the place) told me that he was okay because his area isn't that bad compared to The Mourning Bay. And I was like, WHAT?!

5.1.14

Flawsome

Day fifth of 2014. I was done packing 60% of my stuff and currently am thinking about the gift(s) I should wrap for farewell presents. What I will give them? Well, as I haven't bored yet talking about my last year, I suddenly realize what is my biggest and fatal-est flaw during 2013 (actually, it's my whole life fatal flaw). And as I've seen this word on ANTM Season 20 (yeah! I'm into that kind of dull thing), I decided to make it as my big topic.

Flaw plus awesome = flawsome!

(From here, I'll write in Bahasa Indonesia. Sorry!)

Karena terlanjur keduluan nge-post mengenai "perjuangan" saya dan dua orang teman ke Kebumen (as promised in my latest post), well saya tidak akan menceritakan keseluruhan kisah tersebut. Basi juga kalau dibahas di sini lagi, so bagi yang penasaran, silakan meluncur ke blog teman saya, di sini. Anggap aja ini adalah kisah epilognya. Kenapa? Setelah stasiun Pasar Senen, kami kembali ke tempat masing-masing. Satu orang ke Kramat, satu orang ke Johar Baru, dan saya, yup, ke Soetta. Jadi, ini kisah saya. Hehe.

4.1.14

2013 in a Wrap

This is a late post of my kaleidoscope of 2013. but well, better late than never, right?


2013 for me is a very strange year. It's my first year as a full time employee in my office, and what makes it so strange is I switch my job position like three times. If you're new here, then you'll be wondering if my boss didn't like me that much so I've set to different places. You can speculate your assumption, whatever. Hehe. But since I've got so many experiences with the places I've traveled and people I met, well everything has paid.

Well as I always say, picture speaks thousand words. So here are everything I got (uh oh not everything because sometimes I forgot taking pictures!) during 2013:

P.S: This is a very long post and so many pictures below. Enjoy!