7.4.15

Baca Baca Baca

Tidak banyak pembaca blog saya yang tau kalau selain blog ini, saya juga menulis satu blog lain yang tidak kalah sarkas-nya (hehe) namun belum pernah saya perkenalkan sebelumnya karena saya jaraaaaaaaang sekali bikin postingan di situ. Nama blognya: Ikra Difa. Yup. Sesuai namanya, "ikra" merupakan pelesetan dari Iqra dalam bahasa Arab (mungkin artinya jadi berbeda ya tapi ya..tau apa saya dengan bahasa Arab? hehe) yang artinya "bacalah". Walaupun sedikit maksa, ikra pun punya arti lain yang saya susun sendiri yaitu: Intisari, Komentar, Resensi dan Artikel. Sementara "Difa", well, Difa adalah singkatan dari nama asli saya. Sengaja ditambahkan huruf "a" di belakang biar agak berima dengan ikra. Iya. Kalau disambungkan arti Ikra Difa menjadi:

Intisari, Komentar, Resensi dan Artikel (tentang buku) by Dewi Isnaini FAdhilah.
Find me on http://ikradifa.blogspot.com.
Saya suka banget dengan nama ini karena kesannya sedikit Arab-ish namun rasa Indonesia-nya gak hilang. Mungkin kalau suatu saat saya punya penerbitan buku atau perusahaan apa gitu, saya bakal namain Ikradifa deh hihi. Semoga saja saat itu nama ini belum ada yang nyatut.

Oke sekarang mungkin beberapa dari anda akhirnya kepo membuka blog saya yang itu. Tapi mohon maaf. Mungkin anda akan kecewa karena postingan terakhir saya di situ bertanggal di 12 Januari 2014! Haha. Iya. Sejak ditolak keanggotaan dari grup BBI (Blogger Buku Indonesia) - tears - saya jadi maleeees banget mau bikin resensi. Ada beberapa faktor kenapa saya membiarkan blog yang itu dan malah tambah rajin ngepost di sini. Salah satunya tentu saja: karena saya sekarang jarang sekali membaca. Hmm.. kalau ditelusuri lagi, kenapa ya jadi jarang baca? Padahal waktu kecil saya termasuk binge reader. Semua saya baca. Dari manga sampai Goosebumps, dari Bobo sampe buku-buku IPA tentang eksperimen sains gitu, dari Enid Blyton sampe Annida..- kecuali koran, sampe sekarang saya gak suka baca koran.

Saya akan sedikit introspeksi di sini.

1
Kerja
Taken from Beauty and The Briefcase.
Faktor utama jarangnya seseorang menekuni hobby biasanya adalah kesibukan bekerja. Seorang karyawati seperti saya biasanya melalui 5 hari dalam seminggu, menghabiskan waktu di kantor kemudian langsung pulang, capek, lalu ketidur. Sabtu-Minggu? Sebagai seorang perantauan, Sabtu-Minggu adalah harinya sosialisasi dan jalan-jalan. Baca buku? Duh kapan ya.

3.4.15

The Middle East

When I say middle east, I don't mean to say the real Middle East. Pardon me for this misfit term, but what I do mean here is Java Island. Since I've been living in Sumatera from 2012 till now, Java is like the Middle East to me, even if I was originally came from there. In 2015 I've been granted two business trip to the two beautiful cities in the middle east: Jogjakarta and Semarang. Jogjakarta was really nice and beautiful but I was only given the chance to visit the Prambanan (I know, I've never been to Prambanan before lol). Semarang was also nice and I've got the chance to visit many places (and took a lot of photos!) so here I'll just bring up my story mostly about Semarang.


Sebagai orang yang lahir dan besar di Pulau Jawa kadang-kadang saya merasa keki aja gitu karena perbendaharaan tempat (wisata) di Jawa yang pernah saya kunjungi itu sangat sedikit!! Maklum, sejak kecil keluarga kami tidak dibiasakan untuk travelling. Bapak kerjanya shift-shift-an sedangkan ibu super sibuk walaupun kerja di rumah. Susah banget nemu waktu libur bareng-bareng. Udah gitu kami kan keluarga hemat (if you know what I mean). Tempat terjauh yang kami jangkau waktu liburan keluarga itu mungkin Dufan - Jakarta (itu pun waktu SMP). Makanya, sejak kerja dan merantau ini, saya jadi lumayan suka travelling dengan catatan: no pantai, no laut (except kepaksa hehe).

Tahun 2015 ini dibuka dengan dua dinas ke Jawa Tengah: Jogja dan Semarang. Hehe. Believe it or not saya tuh mungkin salah satu orang cupu yang bahkan belum pernah menginjakkan kaki di Candi Borobudur dan Prambanan. Nah makanya biar kecupuan ini 'gak terus berlanjut, waktu bulan Januari kemarin saya sempet ke Prambanan (sayang 'gak sempet ke Borobudur sih) dimana di situ saya sekalian menghadiri rapat kerja yang memang diadain di Jogja.