Kebeneran nih, hari ini Hari Kartini. Entah kenapa saya jadi tertarik baca-baca soal emansipasi dan feminisme. Tapi karena pemahaman saya masih dangkal.. yah.. let's skip that part. Yang jelas, saya 'gak tau ya apakah RA Kartini itu secara signifikan membantu kebangkitan hak-hak kaum perempuan untuk mendapatkan pendidikan, tapi well, it's a good hype. Alhamdulillah saya hidup di zaman sekarang dimana kesempatan belajar (dan bekerja) terbuka seluas-luasnya buat para perempuan. Dan di kerjaan saya yang ini, saya dituntut untuk melakukan sesuatu yang tidak pernah terpikir oleh saya sebelumnya: merantau. Orang-orang sering nanya ke saya:
Bagaimana rasanya merantau?
Hmm.. gimana ya jawabnya. Jujur ya, dulu, waktu saya masih kecil, masih jadi mahasiswa, saya seringkali 'gak habis pikir dengan teman-teman saya yang merantau cuma buat kuliah doank. Mending ya kalau dia berasal dari daerah yang memang gak ada kampusnya. Lha kalau yang berasal dari kota besar dengan kampus mentereng? Agak ajaib memang mengingat sebenernya mereka bakalan banyak hemat macam-macam kalau seandainya gak merantau.
Eits tapi jangan pada nyinyir dulu baca paragraf awal tadi. Karena pikiran tersebut benar-benar sudah kadaluarsa alias saya sudah berubah pikiran. Kenapa? Well, sudah saya bilang di awal.. sekarang saya juga merantau! Saya pengembara! (kemudian saya langsung inget Kenshin si "kakak pengembara" hehe..absurd).
Terus gimana rasanya mengembara?