10.8.23

Drama Ibu Rumah Tangga di Era Informatika

Ini yang sering saya katakan dan masih bertahan sampai sekarang: saya tidak pernah merasa cocok menjadi ibu rumah tangga (saja). Hingga kini, saya masih merasa “wajib” untuk punya kehidupan dan peran lain di luar kerumahtanggan. Jika ditanya alasannya, mungkin karena saya sekolah cukup lama (ha-ha), pernah menjadi perempuan pekerja cukup lama, dan ada harapan orangtua yang mengimbau saya untuk berbuat “lebih”.



Sekolah Cukup Lama

Taman kanak-kanak 1 semester, ditambah 11 tahun pendidikan dasar dan lanjutan, serta 4 tahun di strata 1. Di rumah, layaknya para orangtua generasi boomers lainnya, kita para milenial tidak banyak dituntut untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Yang kita kerjakan betul-betul minimal, ya ‘gak sih? Cuci baju seragam sekolah, sepatu, dan ngepel lantai sepekan sekali saja sudah cukup.

Masa kecil dan lingkungan yang demikian membuat saya merasa bahwa saya benar-benar tidak dipersiapkan untuk menjadi IRT.