5.9.13

Persepsi, dan seterusnya

Salah satu teman saya di twitter pernah me-RT tweet saya yang kira-kira isinya begini:

@xxxxx: Ginilah kerjaan pejabat --> RT @tweedledew: "Makan pagi di Padang, makan malam di Medan, tidurnya di Surabaya."

Padang - Medan - Surabaya - Bandung - Padang (dengan 4 maskapai yang berbeda. Semacam unik).
Pertamanya sih speechless banget baca tanggapan dia. Kok ya lucu aja gitu masa saya dibilang pejabat. Apalagi konotasi pejabat di negara ini gak bisa dibilang bagus. Coba kalau dia ke Teluk Kabung terus liat saya jadi apa di sana. Saya yakin dia akan menarik ucapannya itu. Tapi ya sudahlah.. di negara ini kan kebebasan berpendapat sudah diatur undang - undang toh? Hehe. Tapi yang lucu lagi tuh, kalau di tempat saya berasal, ketika saya mengatakan kalau saya kerja di PT A, dia nanya "Di pabriknya atau pom bensin-nya?" Hehehe. Biarlah mereka menyimpulkan sendiri. Itu kan hak mereka untuk buat persepsi. Betul?


Gibson, dkk (1989) mendefinisikan persepsi sebagai proses kognitif yang dipergunakan oleh individu untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya (terhadap obyek). Gibson juga menjelaskan bahwa persepsi merupakan pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu. Oleh karena itu individu memberikan stimulus yang berbeda meskipun obyeknya sama (diambil dari sini).

Jelas sekali bahwa pengetahuan seseorang pun memberikan pengaruh besar terhadap persepsi yang dia lahirkan. So semakin minim pengetahuan seseorang tentang sesuatu yang dia lihat sekilas, semakin besarlah kemungkinan deviasi persepsinya terhadap kenyataan yang sebenarnya.

Dan masih ngomong-ngomong tentang persepsi nih, belakangan ini saya lagi jadi korban gosip. *jangan kaget dulu.. saya sudah sangat amat sering kena gosip* Yaa...seperti yang selalu saya bilang, sepanjang itu gak merugikan saya atau dianya terganggu dengan itu ya saya akan menganggap itu kesenangan orang. Gak perlu juga 'kan kita marah-marah dan menanggapinya berlebihan padahal orang tertawa karenanya.

TAPI

Yang ini beda.

Ini adalah gosip yang bisa bikin mati. Dan ketika saya mengatakan "mati" maka saya tidak berlebihan.

Jelas saya ingin sekali murka. Kesal. Terhina. Tersinggung. Dan sebagainya. Terutama karena si penerbit gosip ini tidak punya pengetahuan sedikit pun mengenai apa yang dia persepsikan sehingga timbullah gosip itu. Tapi saya tidak bisa. Saya bukan ahli bersosialisasi, pun bukan ahli berargumentasi. Solusi terbaik untuk hal ini mungkin "diam". Selebihnya, memasrahkan diri padaNya. Berharap badai pasti berlalu. Berdoa bahwa dia disadarkan dan menjauh dari kehidupan saya. Sumpah. Bukan ini yang saya harapkan dengan capek-capek kerja, nekat jauh dari orang tua, rela tinggal sendiri walopun punya sifat parno setengah mati. Tidakkah di kantor saja kita sudah cukup sibuk? Mengapa di lingkungan rumah pun harus menanggapi tingkah kekanakan orang yang tidak (mau) mengerti?

Ah... tapi kemudian saya sadar.

Penggosip tidak pernah salah 100 %. Yang digosipin mungkin aja kurang menjaga diri. Apalagi ketika subyek yang digosipkan ini ternyata punya kondisi yang jelas-jelas gosip-able. Hanya bisa tersenyum, dan kembali memikirkan pekerjaan yang tak terhingga banyaknya. Menyibukkan diri. Melupakan adanya tombol "emosi" dan perasaan di diri ini. Menafikan bahwa dalam hidup ini banyak sekali tindakan yang didasari formalitas, dan itu lebih banyak daripada tindakan yang tulus.

Ya... gimana ya.. kan kembali lagi bahwa kebebasan berpendapat itu sudah ada undang - undangnya. Jadi bagaimana mungkin saya melarang seseorang untuk mempercayai satu persepsi yang dia enggan konfirmasikan kepada subyek yang dia persepsikan?


Saya harus introspeksi.

Magrib, Ramadhan 1434 H di Taplau Pantai Barat Padang. Taken w/ my Xperia Acro S.
Sunset, di Taplau Pantai Barat Padang. Ramadhan 1434 H. Taken w/ my Xperia Acro S.

3 comments:

  1. Udah kayak artis aja nih jadi "korban" gosip... Hahaha.

    Gugat aja Dew, pake Pasal 310 KUHP tentang pencemaran nama baik; dan pasal 355 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan... :))

    ReplyDelete
  2. dedew...selalu ada cerita baru ditempat baru...nikmati aja...kan bagian dari hidup klo ada yg ngegosip..berarti kita itu masih dianggap ada dan diperhatikan org dew...hehehehe...ibarat masakan nih..anggap aja itu bumbunya...ada manis,asam,asin,pahit...hehehhe. ngomong opo to iki...y udah gini dulu y say hellonya dari teman seperjuangan cilapop mania...

    ReplyDelete
  3. dedew...selalu ada cerita baru ditempat baru...nikmati aja...kan bagian dari hidup klo ada yg ngegosip..berarti kita itu masih dianggap ada dan diperhatikan org dew...hehehehe...ibarat masakan nih..anggap aja itu bumbunya...ada manis,asam,asin,pahit...hehehhe. ngomong opo to iki...y udah gini dulu y say hellonya dari teman seperjuangan cilapop mania...

    ReplyDelete

WOW Thank you!