9.9.12

Kerja vs Pekerjaan


*Instead of doing my "KKW" project (oh yeah, I'll blab about this ugly part, later), I have something in my mind. It's not really motivating, though. It's just for sharing. Not to mention that this is not really applicable, it's just a random thought. So yeah, read as you like. It's in Bahasa Indonesia. I'm too lazy to make it English, fyi. :P


KKW? What?
Jadi gini..

Sebenarnya, apa sih yang kita cari dari bekerja dan pekerjaan itu? Apakah uang? Apakah jabatan? Apakah self-esteem? Apakah... (isi sendiri).

Aku pribadi melihat kerja dan pekerjaan sebagai dua hal yang berbeda namun gak bisa dipisahkan. Kerja itu.. semacam kegiatan yang kalau tidak dilakukan, malah jadi tanda tanya besar: kalau gak kerja, mau ngapain?


Kerja buatku itu punya banyak tujuan. Materi, tentu. Aku adalah seorang anak dari orang tua yang sudah pensiun dan juga seorang kakak dari adik yang baru mulai jadi mahasiswa.

Jabatan? Saat ini..enggak. Jabatan berarti tanggung jawab. Jabatan tinggi, tanggung jawab juga tinggi.

Self-esteem? Bisa jadi. Aku berasal dari sebuah daerah dimana orang-orangnya kebanyakan seringkali mengecilkan arti pendidikan dan membesar-besarkan arti koneksi. Aku adalah kebalikan dari pemikiran tersebut. Apa yang lebih meyakinkan daripada fakta yang menjadi bukti, dibandingkan dengan keyakinan yang hanya berupa harapan? Itulah kenapa aku bersyukur sekali bisa kerja di sini. Walaupun aku masih berkeras kalau 99% dari kejadian ini adalah keberuntungan yang datangnya dari rahmat Allah SWT dan doa orang tua yang gak ada habisnya. Sisanya? Bahkan lebih sedikit dari 1% itu mungkin adalah ikhtiarku. But anything, alhamdulillah.
Another dream.

Terus kenapa pekerjaan ini yang akhirnya kudapatkan? Waduh gak tau juga ya. Jujur pas ngelamar di sini aku mana tau kalau aku bakal dimasukkan ke divisi marketing. Dan setelahnya aku terdampar di laboratorium (meskipun belum final). Sempet juga dilema. Sepanjang taun 2011, aku punya niatan melupakan kimia dan bergerak ke minatku yang lain (ya, minat) yaitu ilustrasi (dan jurnalistik, sesuatu yang kugeluti sejak SMP). Tapi nasib berkata lain. Aku menganggap ini sebagai teguran dari Allah. Eh mungkin bukan teguran ya, tapi pengingat. Bahwa sebaik-baik ilmu itu adalah yang diamalkan. Aku istilahnya punya ilmu kimia, tapi apa gunanya kalau gak diamalkan? Dengan masuknya aku ke laboratorium ini, insyaAllah ini adalah rahmat dan kesempatan besar. Pertanyaannya tinggal, apakah aku bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik atau tidak. (ngomong begini, padahal kenyataannya aku masih sering menganggap ini sebagai cobaan).
Here I am.

Jadi, menurutku, sebaiknya pekerjaan itu adalah yang halal, yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain, dan yang berkah. Maksudnya berkah di sini mungkin, apakah pekerjaan ini berpotensi buat nabung pahala dan keridhoan Allah atau enggak (gitu kali ya, after all, I'm still lack of ilmu agama he he). Well, apakah aku telah kerja dengan baik dan pekerjaan ini sudah berkah? Wallohu'alam. On the way, sudah pasti. We're all on our way after all.

This is what my friend said to me about this "job" things (I found it inspiring):

"Semua itu dilihat dari motif dan hasil akhirnya, bermanfaatkah bagi manusia? Bukan untuk kepentingan individual semata" - DK

Sekarang, jika dihubungkan dengan pekerjaanku yang sekarang, apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan? Well, everything happens for a reason. Walaupun perusahaan tersebut adalah perusahaan komersial (jual-beli), tapi yah kudengar kalau pintu-pintu rezeki itu paling banyak adanya di jual-beli. Kalau bisa jadi bagian dari hal tersebut, kayaknya gak ada salahnya. Besides, tujuanku jelas, mengamalkan ilmu (yang udah berjuta-juta tahun kutaruh di laci). Semoga aku bisa konsisten. :)

1 comment:

  1. Lovely drawings and photos you've got there. just wish i could understand though :P
    But all the best you. Your drawings do make others smile :) x

    ReplyDelete

WOW Thank you!