This was originally written around 19 February.
An abundance of traveling has colored my last week. I still surprised of how much I traveled - mainly as business trip - during the month, as I remembered that I am still pretty new in the office. Yeah, we sort of short of employees here so everyone has a double job descs, double hard works. The most interesting part is that everything was happened spontaneously. I mean, what is more daring than doing something unplanned and just let it flow, and you kind of let the worrying thing haunting but you enjoy that?
An abundance of traveling has colored my last week. I still surprised of how much I traveled - mainly as business trip - during the month, as I remembered that I am still pretty new in the office. Yeah, we sort of short of employees here so everyone has a double job descs, double hard works. The most interesting part is that everything was happened spontaneously. I mean, what is more daring than doing something unplanned and just let it flow, and you kind of let the worrying thing haunting but you enjoy that?
30 Januari 2014
Dua minggu yang lalu sebenarnya saya sudah diberitahu bahwa akan ada dinas yang semi-semi reward night gitu, di Batam. Reward apa sih, you may ask. Jadi semua lokasi di perusahaan saya sedang ditarget untuk ikut PROPER, semacam award untuk pembinaan lingkungan gitu, yang mana penargetannya gak hanya dari perusahaan akan tetapi juga Badan Lingkungan Hidup punya. Dan itu tuh susaaah banget. Menyita waktu dsb. Makanya ketika target itu tercapai, perusahaan memberikan reward yang lumayan lah buat para PIC yang mengerjakan selama setahunan itu. Well, back to topic, dinasnya hari Jum'at malam sehingga di hari Sabtu-nya kami bisa nyebrang rame-rame ke Spore (so this is the reward: Spore trip for two days! Yay!). Lalu saya sudah merencanakan bahwa saya akan menolak reward itu. Alesannya simple sih:
1. Saya sudah mutasi ke Palembang (the reward is targeted for the achievement that was reached when I was in Teluk Kabung).
2. Saya. Tidak. Punya. Paspor.
Oke. Itu memang sangat cupu. Lagian, saya merasa co-worker gathering seperti itu rada-rada menghamburkan uang. Yaaa sebenarnya sih naek Ferry dari Batam ke Spore itu standar kok gak mahal. Tapi, well, as I always say, saya orangnya malas bergerak. Ditambah, akan ada bos besar (bos-nya dari bos-nya bos saya. Nah, bingung kan?) ikutan hadir yang mana kegiatan se-fun apapun jatuhnya akan jadi full of pencitraan dan carmuk. Err..
Terus tiba-tiba salah satu rekan kerja saya di kantor yang baru, meyakinkan saya bahwa itu hak saya dan bukanlah suatu alasan kalau saya sudah mutasi terus saya gak bisa klaim reward saya. Saya jawab, ya tapi saya belum punya paspor! (Terdengar naif, tapi satu-satunya alasan saya belum buat paspor adalah, saya ingin pake prosedur standar, bukan prosedur kilat #ifyouknowwhatImean) Akhirnya karena banyak yang courage, saya pun kepaksa buat paspor. Pake jalan tol. Hiks maafkan hamba Ya Allaah.
Setelah paspor jadi, saya akhirnya menerima tawaran reward itu. Artinya, minggu depan saya akan berangkat ke Batam bersama PIC PROPER lainnya yang juga dapat reward serupa. I was thrilled.
4 Februari 2014
My friend, S, just gave me a call, ngajakin saya hadir di nikahannya R di Tg. Uban. FYI, Tg. Uban itu ada 45 menit dari Batam. Di Pulau Bintan, tepatnya. Karena saya kemarin hadir di nikahannya S di Kebumen (cerita penuh perjuangannya dapat dibaca di sini), maka tidak adil donk kalau saya gak hadir di nikahannya R? Anggaplah S dan R itu satu paket, hehe. Akhirnya, walaupun di tanggal 14 saya bakalan ke Batam, saya memutuskan beli tiket pesawat ke Batam di tanggal 7 Februari malam, dengan rencana kepulangan di Minggu pagi 9 Februari 2014.
7 Februari 2014
Tiba-tiba bos saya nelepon dan bertanya apakah saya pernah ngecek aset X? Saya tentu saja pernah waktu masih di Padang 'kan. Terus akhirnya beliau menugaskan saya ke X itu. Di Belitung. Yeeeah! That Belitung! Tapi kerjaannya harus dilaksanakan pas weekend ini. OMG padahal saya sudah beli tiket ke Batam untuk weekend tersebut. Lalu saya me-lobby bos saya sehingga akhirnya diizinkan pergi ke Belitung pas hari Senin-nya. Yaa cingcay-cingcay-an sih dengan mas A, orang TSA yang juga memang suka ngecek X. Tapi kemudian saya baru tau pas ngecek di internet, bahwasanya tiket Palembang - Belitung di hari tersebut sudah habis. Terpaksa saya harus batalin yang penerbangan Minggu dari Batam, dan dimajuin ke hari Sabtu sore. Ugh. Bayar pulak hampir seharga tiketnya.
Kemudian sorenya saya pergi ke Batam, dan sempat bertemu kawan-kawan yang memang juga akan menghadiri pernikahannya R. Perjalanan ke Tg. Uban dipenuhi dengan drama. Why? Karena mereka (baca: teman-teman se-group ke nikahan R itu) tiba-tiba pengen ke Pantai Trikora yang notabene kami belum pernah datangi, sehingga walaupun S udah nyetir kayak orang kesetanan (untung jalanannya besar dan lengang), kami tetep nyampe sana dalam satu setengah jam. Waktu itu udah hampir jam tiga padahal penerbangan saya jam setengah lima. Balik dari Trikora ke Pelabuhan Tg Uban itu kira-kira sejam-an lah dan Tg Uban - Batam sendiri bisa dicapai dalam waktu 45 menit. OMG itu sudah hampir mustahil saya bisa terbang tepat waktu! Tapi salut lah buat S dan kekuasaan SE-nya (jadi di antara kami memang ada yang "sales or marketing power"nya itu kuat banget alias banyak net working-nya), saya udah ada yang check in-in pesawat, ditambah lagi itu marina yang nyebrangin kami ke Batam, itu marina sewaan om-nya R. Dan kami pun selamat sampe Bandara Hang Nadim dengan sangat dramatis. Ya. Ada adegan di mana saya menjemput boarding pass dari anak buahnya S dan langsung lari-lari dengan kaki kayak mau mati rasa, dan alhamdulillah saya nyampe pas banget pesawatnya belum ditutup.
9 Februari 2014
Capek? Tentu. Setelah puas-puasin tidur kemarennya itu, saya hari ini jam 11 sudah harus terbang lagi ke Belitung. Saya nyiapin baju bener-bener seadanya. Bawa celana panjang pun cuma satu ya yang dipake ini karena yang satu lagi saya bawanya rok. Nyampe sana jam setengah satu siang untungnya sudah ada yang jemput dengan mobilnya. Rupanya itu orang suruhan pengusaha yang asetnya mau kita cek itu. Dan orang itu disuruh entertain kita gitu. So kita diajakin makan siang, terus mengunjungi beberapa lokasi yang stunning. Jelas stunning doonk lokasi syutingnya Laskar Pelangi gitu looooh. Kami bahkan sempat menyebrang ke pulau Lengkoas, tempat syutingnya Nidji pas nyanyiin Laskar Pelangi katanya. Dan itu lumayan jauh dari pantai Tanjung Tinggi. Udah gitu mercusuarnya setinggi 18 lantai tanpa lift (yaeyalah mercusuar mana ada lift!). Tapi pemandangannya luar biasa stunning juga so.. gak ada ruginya naek ke lantai 18 sampe lutut mau copot.
Mercusuar di Pulau Lengkoas: nyebrang 45' dari pantai terakhir (lupa nama pantainya sih). |
Mercusuarnya sudah ada sejak zaman Belanda booo! |
Pemandangan dari atas mercusuar. |
Cuma sayang, karena perahunya berlabuh agak jauh dari pulau Lengkuas itu, akhirnya kepaksa deh kami harus nyebrangi laut basah-basahan sampe se-perut. Hiks. Celanaku jadi korbaaan. Untungnya setelah bribing ke orang laundry hotel, tu celana bisa kering lagi dalam beberapa jam saja. Hehe.
10 Februari 2014
OMG ternyata dinas yang hari ini sekalian buat tinjau tiga aset. Dan letaknya lumayan jauh-jauhan. So.. capek banget! Tapi namanya dinas pertama, gak mau donk mengecewakan bos. Heuheu. Jadi dijalani aja. Surprisingly, perbedaan budaya di sini membuat saya harus melakukan sesuatu yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. I was thrilled.
12 Februari 2014
Masuk kantor, kerjaan numpuk. Okay. Let's skip this karena dikhawatirkan saya akan mengeluh panjang lebar. Hehe.
13 Februari 2014
Berhubung ada tugas beli alat elektronik buat door prize acara di kantor (I'll tell you about this, later. Doakan saja acaranya berhasiiil. Aamiin.), kami berangkat ke Batam lebih awal. Dan itu alhamdulillah keuntungan banget karena ternyata besoknya Gunung Kelud meletus dan banyak teman-teman kami yang telat berangkat karena semua bandara di Jawa rata-rata tutup. Pray for Kelud ya. Semoga pada gak apa-apa.
15 Februari 2014
Ke Universal Studio Singapore dan sekitarnya. OMG saya gak bisa cerita terlalu banyak deh. Mendingan saya tebar foto aja. Karena well, ini pertama kalinya saya ke luar negeri. Dan saya dibuat kagum banget dengan Singapura. Lalu lintasnya lancar, toko-tokonya besar dan mewah, orang-orangnya pun sopan-sopan (walaupun orang Indonesia lebih ramah). Kecuali tentu saja, toilet umumnya yang walaupun super bersih tapi super merepotkan. Iyalah. Waterless soalnya! Sedia air sendiri tiap ke toilet. Brrr.
Emang paling mantep kalau nyebrang ke Spore dari Batam. Cuma via Ferry doank, 45' nyampe. |
(more photos coming soon, masih berusaha minta dari kameranya Mami. Hihi).
17 Februari 2014
Kembali ke Palembang dan langsung disuguhi kerjaan. Hehe. Langsung hectic menyiapkan event bulan K3 yang jadwalnya dimajuin 2 hari itu. Egh.
***
See? Gimana gak hectic cobaaa dan sekarang saya sakit gigi gak tau kenapa padahal gigi saya gak ada yang bolong. Cuma pernah dicabut doank satu karena geraham bungsunya kena impaksi gitu. Pokoknya, seminggu ini walaupun super capek tapi super fantastis dan saya harus mempersiapkan diri untuk perjalanan-perjalanan lain di kemudian hari. Psst.. selagi muda sih dan semoga lain kali gak "sendiri" gini (#code). Hahaha.
Siapa saya?
ReplyDeleteElah cuy ngapain pake inisial doank wkwkwk
DeleteWiih dedew...kereeen.. jalan2 trus.. :)
ReplyDeleteApa kbr? D plmbg ya skrg? Dmn nya dew?
T'sis jg d sumsel,muara enim..lmyn lah ya deket,hee Maen2 ksni krmh.. ;)
Jauh teh,, hehe. Ya mudah2an ada umur u/ ksana :)
Deletedemi apa ini aku envy pisan lah dew, far far away!!! huwaaaa....
ReplyDeletesistaaaa...hayuk atuh ke Spore, aku guide-in lah wkwk #macambetul
Delete