6.11.18

Screen Time, Cringe Time

Beberapa bulan ini (yak, bulan!) rasanya saya sudah keranjingan gawai secara berlebihan. Ini tidak ditandai dengan ketergantungan seperti, tidak bisa berpisah dengan gawai barang 5 menit saja, atau semacamnya. Ini lebih buruk. Sampai di titik dimana saya merasa tidak punya kegiatan menarik lain selain mainan gawai! Walaupun saya tidak main gawai untuk swafoto (serius, saya ataupun suami sangat jarang swafoto, kami memang tidak sebangga dan senarsis itu dengan wajah kami, ha-ha) atau mainan daring, tetap saja, tidak baik. Makanya kemudian saya berpikir bahwa saya kudu-wajib-harus membatasi waktu menatap layar seminimal mungkin.

Untuk mulai membatasi screen time di gadget, pertama-tama perlu diselidiki dulu, sebenarnya apa sih, yang selalu saya buka di sana? Se-fomo (fear of missing out) apa sih saya sehingga harus selalu membuka gadget? Mari kita telaah.

Dibuat berdasarkan tokoh asli karya Shauncy Tan.

Yang Selalu Dibuka di Gawai

Pertama jelas Instagram. Saya berasa kuper banget kalau sehariii saja gak buka IG. Memang, IG adalah platform sosmed yang paling cocok buat saya, karena foto dan video bisa diunggah dalam satu postingan, dengan caption yang bisa sepanjang rel kereta api (ha-ha). Jujur ini bikin malas blogging sih.


Ke dua ada Youtube. Dulu saya jaranggg sekali buka Youtube. Rasanya boros banget ke kuota. Namun kini setelah harga kuota rada diobral sama provider-provider GSM, akhirnya saya jadi hobby banget buka Youtube. Padahal ini cukup aneh, mengingat saya gak betah nonton. Apa yang saya buka di Youtube? Random. Kebanyakan ya, vlog anak gunung, make up (yangmana saya gak pernah bener-bener mengikuti tutorialnya), video konspirasi, ceramah UAS/UAH, wawancara tokoh terkenal sampai stand up comedy. Paling enak sih dengerin wawancara/diskusi orang dari Youtube nih pas lagi nyetrika. Capeknya gak terlalu kerasa. #dilemaiburumahtangga.

Lalu Whatsapp. Aslinya saya jaranggg sekali baca WAG. Saya pakai Whatsapp hanya untuk berkomunikasi dengan keluarga. Dengan suami jarang. Lah kita 'kan serumah ya, ha-ha. Ngapain sering-sering Whatsapp-an. Dengan klien yaa sesekali (kalau kliennya ada haha).

Untuk Joox, Spotify dan sejenisnya sekarang hampir tidak pernah buka. 'Gak tahu ya, sekarang-sekarang ini malas dengar musik. Selera musik saya sudah habis di masa muda. Jadi musik-musik yang baru nih saya gak ngerti lagi.

Sekarang ini saya lebih suka nyimak podcast. Mirip radio sih, tapi dia 'gak muter lagu-lagu setiap jeda. Podcast tuh ibarat Youtube yang 'gak ada visualnya. Sayang, podcast Indonesia masih sedikit. Dia juga tidak update setiap hari. Saat ini saya suka Podluck. Dia ngobrolin dunia seni ilustrasi dan film.

Facebook hanya saya buka sekali sehari. Males sama iklimnya. Apa-apa bisa jadi tulisan panjang. Semua sok nganalisis. Dan nama-nama penulisnya pun entah siapa. Kadang malah tulisan panjang begitu, titik dan koma-nya tidak jelas ada di mana. Kalau sudah gitu saya suka pengen nyinyir: dengan kemampuan dasar nulis kayak gini, berani-beraninya minta dianggap kredibel dan provokasi orang?

Terakhir, Webtoon dan Ciayo. Ini platform komik digital yang diperbarui satu-dua kali sepekan. Makanya harusnya ini gak jadi penyebab screen time saya tinggi. Saya cuma subscribe beberapa komik aja, lagian.

Analisis Level ke-FOMO-an

Yap. Dua aplikasi yang saya sebut duluan memang paling pantes dicurigai, bahkan didakwa, sebagai aplikasi yang menyita screen time saya secara keseluruhan. Saya sempat me-log out bahkan uninstall aplikasi-aplikasi tersebut, namun itu tidak berhasil. Saya malah kembali log in atau install Jadinya malah boros kuota. Dan saya di rumah hampir selalu sendirian dari pagi sampai sore. Saya juga cuma nyalain TV kalau suami lagi di rumah. Hmm.. bener-bener situasi yang menggiurkan untuk melototin gawai.

Oleh karena itu, mendisiplinkan diri dari paparan ketergantungan terhadap gawai perlu komitmen dari hati. Ini tidak mudah, tentunya. Perlu dibiasakan dan dibisakan. Bagaimana caranya? Saya sudah merangkum dari berbagai sumber nih, tapi saya sendiri belum sepenuhnya menerapkan ini.

Makan Tanpa Gawai

Hari gini siapa sih yang makan tanpa pegang gawai? Saya sih di rumah tidak melakukan itu kalau sedang makan bersama. Kalau sendiri, hal ini tidak bisa dihindari. Sebagai bentuk adab menghargai makanan, maka sebaiknya makan tidak sambil main gawai.

Mainin Gawai Saat Tiduran

Mau tidur, bangun tidur, semua pasti lihat gadget dulu. Mending kalau hanya untuk setting/matiin alarm. Lah biasanya kita keterusan, buka ini buka itu. Soalnya baringan sambil maen gadget tuh pewe banget loh. Saya pernah, pagi jam 8 ngoprek gadget sambil baringan, eh tahu-tahu sudah jam 12. Solusinya, maen HP tuh pas lagi duduk aja. Kalau duduk, biasanya kita jadi gampang capek dan bosen sehingga 'gak kelamaan lihat gadget.
Sibukkan Diri dengan Hal Lain

Aslinya hobi saya tuh banyak. Menggambar, menulis, maen games, sampai membaca. Tapi berkat gadget, semua hobi tersebut jadi terbengkalai. Padahal di rumah tuh buku banyak banget. Buku gambar dan perangkat mewarnainya juga banyak.

Waktu Adalah Uang, dan Waktumu akan Dihisab

Ini agak serem sih, dan ini juga yang sering diingatkan oleh suami (he-he). Apakah waktu yang entah kapan akan habis ini, akan dihabiskan untuk hal yang bermanfaat atau enggak, itu kita yang akan nanggung akibatnya kelak. Padahal proyekan saya lagi ada, tapi sering terabaikan gegara sepotong gadget yang isinya buat buka IG ama Youtube doang! Memalukan..

Sempat sih, saya mikir apa saya ganti gadget ya? Ganti ke HP jadul yang GPRS yang dipake buka fesbuk pun nge-lag. Tapi harusnya tidak sampai 'gitu. Senjata saya, terserah saya pakenya. Gadget ini juga. Seharusnya saya yang punya kendali. Bukan dia yang mengendalikan hidup saya. Lagian, semembosankan apa sih hidup, sampai betah banget melototin gawai? Well. Yang penting saya tidak maen HP saat ngobrol dengan orang. Itu ganggu loh. Apalagi kalau dikit-dikit dibikin IGStory. I am lucky my circle is not that kind of people.

Yuk batasin pemakaian gadget alias screen time. Jangan anak-anak doang yang dilarangin, tapi emak babenya lebih parah. Hidup asyik kok. Gadget hanya pelengkap. Bukan barang primer.

No comments:

Post a Comment

WOW Thank you!