1.1.15

Tokoh Utama

Pernahkah kamu merasa bahwa kamu sedang berada di sebuah dunia yang diciptakan Tuhan hanya untuk kamu, dan kamu adalah tokoh utamanya?

Saya sih pernah. Kedengarannya memang lucu sih tapi ya memang pernah. Tapi kemudian pemikiran itu berangsur-angsur lumer dengan semakin banyaknya saya melihat sekitar. Hal-hal kecil seperti misalnya, saya pernah dibuat lama menunggu rekan kerja untuk pergi ke suatu tempat sampai saya marah-marah, eh ternyata kemudian baru ketahuan ternyata beberapa jam yang lalu, tempat itu baru saja kena angin puting beliung. Ternyata keterlambatan rekan kerja saya memberi hikmah sendiri buat saya: saya selamat dari puting beliung. Alhamdulillah.

Saya tokoh utama di sini.
Assalamu'alaykum Bandung! (taken at Husein Sastranegara Airport, Bandung).
Baru-baru ini ada kejadian yang memilukan yaitu kecelakaan pesawat QZ8501. Yup. Tentu kita semua bersimpati dengan keluarga korban dan semoga proses evakuasi segera selesai sehingga para korban bisa dimakamkan sebagaimana mestinya. Ikut berdoa juga terlebih jika kita termasuk sering bepergian dengan menggunakan pesawat. Tapi ada kejadian yang cukup unik di sini. Sepuluh orang terlambat naik pesawat. Alhasil ternyata mereka diselamatkan dari musibah yang dimaksud. Bayangkan bagaimana perasaan sepuluh orang ini.

Wah.. jadi sekarang sepuluh orang itu dong tokoh utamanya?

Mungkin penyampaian saya di sini akan sangat kurang bagus. Saya bukan Helvy Tiana Rosa atau Asma Nadia yang jago merangkai kata-kata sih hehe. Tapi saya ingin bilang, begitu indah cara Tuhan menyampaikan hikmah demi hikmah, dengan menjadikan kita tokoh utama dalam hidup ini dengan sangat adil. Ya. Tokoh utama. Tidakkah disadari bahwa kita semua adalah tokoh utama? Bahkan saat kita merasa sangat-sangat menjadi figuran. Sangat-sangat butiran debu. Atau sangat-sangat-sangat keciiiil. Tidak penting. Remeh.


Bayangkan dua orang sedang berebut apel. Sebutlah A dan B. Si A mendapatkan apel itu, si B tidak. Yang mendapatkan apel tentu merasa senang karena itu rejekinya. Tuhan memberikan A kekuatan yang lebih dibanding B yang kurang beruntung sehingga A menang dalam perebutan apel itu. Dalam hal ini, A adalah tokoh utama. B? Dalam porsinya sendiri dia pun mendapat hikmah. Oh ternyata B harus lebih kuat supaya lain kali bisa mendapatkan apel. Si A adalah cara Tuhan menegur kelemahannya. B juga jadi tokoh utama.
Jika ada analogi yang lebih sederhana lagi tolong beritau saya. Yang jelas saya sangat-sangat mengagumi keindahan ini. Tidakkah kita semua begitu?

Di tahun 2014 saya banyak mengalami keanehan dan sering merasa jadi figuran. Bagaimana saya beberapa kali tertampar baik dalam masalah kerjaan, keluarga, pertemanan, percintaan, dsb. Beberapa kali saya menangis ketika merasa bahwa masalah saya sangat berat. Babak belur rasanya. Sampai suatu kejadian di akhir tahun menampar saya lebih keras, yang datang dari sahabat saya sendiri.

Ada orang yang membagi rahasia setelah tujuh tahun. Masalah dia berat. Berattt banget. Sangat berat yang bahkan saya jadi kagum. Sangat berat sampai-sampai saya sangat rela seandainya saya hanya figuran. Sampai-sampai saya menangis di rumah karena syok sekaligus kagum. Saya tidak paham bagaimana dia bisa hidup dengan itu? Padahal saya selama ini menangis karena masalah yang bukan saya sendiri yang mengalaminya. Dan bahkan selama menyimpan masalah itu, dia masih bisa memberi saya nasihat yang baik ketika saya curhat hal-hal remeh yang membebani pikiran saya.

Yup. Karena Allah gak pernah memberikan beban di luar kemampuan hamba-Nya.

Masalah saya hanyalah seperjuta, sepermiliar, seper.. ah butiran debu banget lah dibanding masalah orang lain. Masih pantaskah saya menangis? Hmm.. Tidakkah saya malah kecipratan banyak sekali hikmah tanpa harus saya mengalami kisah-kisah itu? Ah.. betapa baiknya Allah SWT telah mengizinkan hamba menjadi saksi dari banyak kisah yang akhirnya membentuk kisah hamba secara unik dan tidak pernah tanpa hikmah.

Well then, rasa syukur dan ikhlas itu kurvanya naik-turun. Semoga kita semua istiqomah ke depannya. Setiap kisah memiliki hikmah. Tugas manusia untuk memecahkan kode-kode di dalamnya. Semoga kita diberi kecerdasan supaya tetap husnudzon kepada-Nya. Aamiin.

Selamat datang 2015.

2 comments:

WOW Thank you!